Jumat, 17 Oktober 2008

JEMBATAN SELAT SUNDA AKANKAH MENJADI SEBUAH KENISCAYAAN?

prensented at: Konferensi Regional Teknik Jalan Ke-10, Hotel Shangri-la, Surabaya, 11 - 12 November 2008

Tundaan atau antrian (delay) merupakan satu kelemahan yang ada pada penyeberangan Merak-Bakauheni sebagai infrastruktur penghubung antara pulau Jawa dan Sumatera. Secara kasat mata kondisi ini rutin terjadi pada saat hari libur terutamanya libur Lebaran dan Natal, serta pada saat kondisi cuaca yang kurang baik. Isu pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) sebagai penghubung tetap (fixed link) diharapkan dapat menjadi alternatif solusi terhadap tundaan pada penyeberangan Merak-Bakauheni.
Terhadap masyarakat, manfaat dari ide pembangunan JSS ini dapat diperkirakan dari besarnya peluang pengguna jasa penyeberangan JSS (demand) yang akan berpindah dari moda penyeberangan eksisting yaitu kapal Ro-Ro. Metode stated preference (SP) dalam hal ini dapat digunakan untuk mengetahui respon masyarakat calon pengguna jasa penyeberangan JSS dan mengidentifikasi atribut-atribut yang berpengaruh terhadap preferensi pemilihan moda penyeberangan.
Ternyata, pada kondisi normal tidak terjadi antrian yang parah, tarif merupakan atribut utama yang berpengaruh dalam preferensi pemilihan moda penyeberangan. Semakin besar selisih tarif antara kapal Ro-Ro dan JSS, maka probabilitas perpindahan ke JSS semakin kecil. Kelompok pengguna berdasarkan jenis kendaraan yang memiliki probabilitas terbesar untuk berpindah menggunakan JSS adalah pengguna kendaraan pribadi, kemudian disusul kendaraan penumpang dan kendaraan barang. Peluang pengguna kendaraan pribadi berpindah moda dari kapal Ro-Ro menjadi JSS terjadi jika selisih tarif JSS < 2,8 kali tarif kapal Ro-Ro. Untuk kendaraan barang dan kendaraan penumpang, peluang perpindahan moda akan terjadi jika selisih tarif JSS < 2,7 kali tarif kapal Ro-Ro.
Tantangan selanjutnya, bisakah tarif JSS lebih murah dari hasil perhitungan diatas? Bukankah penetapan besaran tarif terkait dengan hitung-hitungan investasi? Apalagi investornya swasta atau orang lain dari seberang!!!

n.b. sayang yha? nggak ada data waktu terjadi antrian parah, abii...sss duitnya kurang (modal sendiri)!!! btw, thank’s to melly dan teman-teman yg sudah susah-susah survey

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Lumayan....

Anonim mengatakan...

mau lebih murah lagi klo qt pake tenaga lokal, pake tenaga ahli asli anak bangsa, pake material asli dalam negri, kan ikut menyukseskan program pemerintah "cinta buatan indonesia"
sambil menyelam minum air y g boz?
truz, kira2 tenaga ahli qt dah sanggup blm y di kasih kepercayaan bwt bangun jembatan selat sunda tanpa bantuan tenaga ahli pihak asing??? or pemerintahnya yg g percaya dngn kemampuan orang kita sendiri y???????