Kamis, 16 Oktober 2008

BETON KERING, KENAPA NGGAK???

prensented at: Konferensi Regional Teknik Jalan Ke-10, Hotel Shangri-la, Surabaya, 11 - 12 November 2008

Beton kering (dry concrete) adalah beton biasa yang terdiri dari semen, air dan batu pecah. Hal yang membedakannya dari beton biasa adalah bahwa beton kering dicampur kering dan memiliki kekentalan yang cukup untuk dihamparkan menggunakan alat penghampar aspal (asphalt finisher) dan dipadatkan menggunakan alat pemadat roller, makanya kadang disebut dengan istilah roller compacted concrete (RCC). Karena itu, beton kering dapat dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan bendungan.

Keuntungan pemakaian beton kering pada konstruksi jalan, adalah sangat dimungkinkan beton kering dilaksanakan tanpa sambungan dan dicampur kering, sehingga retak yang terjadi akibat kegagalan pelaksanaan sambungan dan penyusutan (shrinkage) pada konstruksi perkerasan beton semen dapat diminimalisir. Apalagi setelah dicoba pada skala laboratorium menggunakan alat pemadat wheel tracking compactor, hasilnya tidak mengecewakan.
Dengan komposisi rasio agregat kasar dibanding agregat halus 50 : 50 dan faktor air semen 0,3; kuat tekan dan kuat tarik lentur yang dihasilkan adalah rata-rata sebesar 34,37 Mpa dan 3,89 MPa. Hasil ini memenuhi persyaratan teknis untuk perkerasan beton, yaitu kuat tarik lentur beton pada umur 28 hari harus berkisar 3 – 5 Mpa (Pd T-14-2003).

n.b. sayang yha? yang berkompeten di bidang jalan banyak yang kurang peduli!!! btw, thank’s to tim pimnas’2008 ftjs-unila di semarang; pengalaman adalah guru yang terbaik guy’s

Tidak ada komentar: